Senin, 30 Agustus 2010

Indahnya Kebersamaan Kita


Indahnya kebersamaan itulah kata yang patut diucapkan setelah apa yang aku rasakan selama ramadhan bersama keluarga besar DU. Bulan Ramadhan sungguh menggerakkan hati sanubari untuk kembali menjadi hamba Ilahi yang gemar berbagi. Suasana bulan nan penuh kasih-sayang ini semakin tampak dan terasa dengan berbagai kegiatan menuai Keberkahan Dalam Kebersamaan. Entah berapa juta yang harus dikeluarkan untuk membahagiakan kami,terucap terimakasih dalam hati yang sebesar- besarnya. Aku tahu harga kembang api seperti itu tidak murah (karena aku pernah membelikan adikku, dan kaget saat si penjual melontarkan harganya. untung saja uangnya cukup ^_^). Aku pikir tidak akan pernah bisa melihat pesta kembang api, ternyata tidak malam tahun baru saja. disini aku bisa melihatnya berkali- kali dengan puas dalam suasana penuh kasih, subhanalloh sungguh bagus percikan sinar itu dibawah langit yang gelap. Tiba- tiba muncul perasaan haru bercampur sedih ketika sadar bahwa tahun ini adalah puasa terakhir kita bersama, InsyaAlloh ramadhan tahun depan kita sudah menjemput wisuda teman. Mungkin kita sudah tidak bisa bersama seperti saat- saat ini karena akan diliputi kesibukan dan berbagai kepentingan. Sejenak kupejamkan mata menghirup nafas sedalam- dalamnya menikmati suasana syahdu ini.

Terimakasih bapak terimakasih ibuk karena tiba- tiba meninggalkan aku di tempat ini 2 tahun yang lalu, sekarang aku mengerti maksud semua itu. Hidup memang bukan untuk dijalani sendiri. Tapi bersama-sama; teman, sahabat, keluarga atau orang- orang disekitar kita. Hidup adalah untuk saling kuat-menguatkan, topang-menopang, serta kasih-mengasihi. di asrama ini mengajarkan hidup yang sesungguhnya. Hidup yang tidak hanya sekedar untuk memenuhi kebutuhan dan mempertahankan eksistensi diri. Tapi lebih dari itu, mengajarkan kita meraih kehidupan yang bermakna, bermanfaat, bertanggung jawab, dan berorientasi ke masa depan.

Hari raya Idul fitri tinggal menghitung hari, liburan juga sebantar lagi. Sudah banyak hal yang sudah kita lewati ramadhan ini teman, Diawali Ujian Akhir Semester, saat- saat yang menggelisahkan menunggu hasil nilai, ibadah tidur sepuasnya, berhari- hari kita menikmati buka bersama, makan sahur bersama, menyempatkan belanja baju bersama sungguh menyadarkan hati ku bahwa kehidupan ini akan selalu indah jika kita mampu memaknainya. Mungkin satu yang sampai sekarang masih tertunda yaitu keinginan untuk niat zakat fitrah bersama. Alhamdulillah satu lagi yang patut kami syukuri semua, bahwa teman kita telah akur kembali, seperti dulu lagi. Rasanya seperti CLBK, susana asrama di kamar kami jadi utuh lagi.

Aku berharap, mudah-mudahan hari raya idul fitri kali ini adalah momen yang dapat mengembalikan pada fitrah keimanan kami, di mana idul fitri datang setelah kita menyelesaikan proses latihan mengendalikan jiwa melalui puasa Ramadhan, ia tiba dibarengi dengan kewajiban zakat fitrah yang merupakan wujud kepedulian, dan ia juga datang dengan tradisi “halal bi halal” sebagai upaya mempererat tali persaudaraan dan persahabatan. Tidak lain, tiga kebahagian yang kita rasakan sekaligus dalam momen hari raya idul fitri adalah anugerah dari Allah Swt yang wajib kita syukuri.
Aku sayang kalian teman- teman ku...!!

Rabu, 25 Agustus 2010

Untuk Seseorang

Menganggap orang itu harus berdiri sendiri, jadi dia tidak mau memberitahuku apa yang harus aku lakukan, tapi ia akan menyatakan rasa tidak setujunya

Selalu bilang jangan mengandalkan fasilitas dari ku sebelum aku bisa menunjukkan kualitas diri ku

Selalu ingin anak-anaknya punya lebih banyak kesempatan daripada dirinya, menghadapi lebih sedikit kesulitan, lebih tidak tergantung pada siapapun

Selalu sedikit sedih ketika melihat anak-anaknya pergi bermain dengan teman-teman mereka.karena dia sadar itu adalah akhir masa kecil mereka

Mungkin kadang tampak galak di mataku, tetapi di mata teman-temanmu dia tampak baik dan nyungkani (kata mereka)

Benar-benar senang membantu seseorang. tapi ia sukar meminta bantuan

Mungkin tidak pernah menyentuh sapu ketika masih muda, tapi ia bisa belajar dengan cepat

Paling tahu bagaimana mendorong ayunan cukup tinggi untuk membuatku senang tapi tidak takut

Tidak akan memanjakanku ketika aku sakit, tapi ia tidak akan tidur semalaman, Siapa tahu aku membutuhkannya

Melupakan apa yang ia inginkan, agar bisa memberikan apa yang aku butuhkan (helm, motor etc hikss)

Selalu berfikir dan bekerja keras untuk membayar spp ku tiap semester, aku baru sadar atas usahanya untuk menyisihkan uang bensin yang seharusnya naik mobil dinas dan memilih naik sepedah motor dalam perjalanan yang jauh tiap harinya

Mengangkat beban berat dari bahuku dengan merengkuhkan tangannya disekeliling beban itu

Akan berkata tanyakan saja pada ibumu, Ketika ia ingin berkata "tidak"

Tidak pernah marah, tetapi aku yakin mukanya akan sangat merah padam ketika anak gadisnya menginap di rumah teman tanpa izin

Mengatakan "tidak apa-apa mengambil sedikit resiko asal kamu sanggup kehilangan apa yang kamu harapkan"

Lebih bangga pada prestasiku, daripada prestasinya sendiri yang luar biasa

Pernah berkata "kalau kau ingin mendapatkan pedang yang tajam dan berkwalitas tinggi, janganlah mencarinya dipasar apalagi tukang loak, tapi datang dan pesanlah langsung dari pandai besinya"

Bersikeras bahwa pendidikan anak-anaknya lebih tinggi dari dirinya, dan kelak anak-anakmu harus lebih baik daripada kamu dulu

Tidak mencoba menjadi yang terbaik, tapi dia hanya mencoba melakukan yang terbaik

Saat temannya menanyakan "kok tidak pernah tahu punya anak sebesar ini ya pak?" dia berkata pada rekan kerjanya bahwa aku adalah anak hadiah dari Alloh

Dan terpenting adalah...
Tidak pernah menghalangiku untuk mencintai Tuhan, bahkan dia akan membentangkan seribu jalan agar aku dapat menggapai cintaNya, karena diapun mencintaiku karena cintaNya

Senin, 23 Agustus 2010

Hujan Sore Ini


Hari ini masih seperti kemarin. Di depan laptop yang sengaja kami tukarkan untuk kupakai, pikiranku belum tenang menanti hasil ujian akhir tingkat 2 yang baru saja 1 hari terlewati. Hari ini ada hasil ASKEB IV. Entah mengapa, perasaan ku tak seperti Ujian yang dahulu, tiba-tiba aku merasa ada hal yang tidak berjalan normal. Bahkan setelah ku ingat- ingat banyak kesalahan kali ini. Entah dimana kesalahan yang ada. Pada materi yang terlalu banyak atau sistem pendidikan yang terlalu ngebut menurut ku. Tapi itu tidak mungkin, sesuai rencana atau tidak, paten atau tidak itu sudah kalendar pendidikan.Aku rasa tidak keduanya. Kuputuskan membiarkan permasalahan ini untuk sementara. Karena isi hati ku yang perlu difiltrasi untuk introspeksi. Rasanya demikian kompleks walaupun sedikit.

Di luar asrama, air hujan menyeimbangi proses gravitasi bumi. Membuat suasana menunggu berbuka menjadi lebih segar. Tanah dan air tidak akan terpisahkan ketika hujan datang. Mereka pasti bersatu, layaknya air dan gula, atau air dan garam. Bercampur dengan ironisnya, membentuk sebuah zat baru bernama lumpur. Lumpur yang terdapat di lapangan dan jalanan bertanah cokelat adalah lumpur yang baik. Ia mampu membuat kotor, sekaligus mengerti apa yang sedang aku rasakan ketika hujan tiba. Sambil kunikmati suara derasnya air, aku membaca do’a dalam hati. Do’a yang diajarkan Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam ketika turun hujan

Allahumma shoyyiban nafi’aaa…

“Ya Allah…turunkanlah hujan yang bermanfaat.” (HR. Bukhari)

Semoga minggu ini menu hasil ujian terjawab, dan jika ada masalah (naudzubillah) bisa kuselesaikan. Sebisa mungkin harus begitu. Alhamdulillah, bila semua akan berjalan normal seperti sebelum-sebelumnya. sehingga aku bisa melanjutkan aktifitas dengan tenang pada minggu berikutnya. Sebab aku sangat menantinya. Pernah mendengar tentang bagaimana keadaan setiap muslim ketika mendapat masalah. Ia patut bersyukur karena masalah yang dihadapi tidak menimpa agamanya (karena ia masih muslim), dan masalah yang dihadapi tidak lebih parah dari masalah yang bisa muncul. =)

Semoga Allah memudahkan usahaku

Minggu, 15 Agustus 2010

Nasihat Untuk diri Sendiri



Bulan ramadhan adalah bulan penuh ampunan,bulan dimana dibukaNya pintu Taubat untuk kita kaum muslimin dan muslimat,bulan dimana kita mensucikan diri dan hati. sungguh bulan yg sangat dirindui Rosululloh n tentunya bagi umat islam. marilah kita menunaikan ibadah puasa sebagaimana pendahulu kita agar menjadi orang yg Taqwa....amien,,,

Kuingat sebuah pesan yang menusuk dalam batin.
“Orang mulia menyalahkan dirinya, orang bodoh menyalahkan orang lain
“Mengenal diri yang paling penting, adalah utama demi kesadaran jagat raya.
Berarti pula memahami kesalahan, serta kekeliruannya masing-masing.

Semakin banyak yang dipikirkan.
Semakin banyak yang dibutuhkan.
Berarti semakin menumpuk pula resikonya.

Menunggu sangatlah mengesalkan, membosankan dan menggelisahkan.
Meskipun duduk dalam mobil mewah dan cukup makanan.
Apalagi ulahnya orang pemalas.
Yang seumur-umur hanya menunggu waktu yang tidak kunjung berakhir.

Mendidik bukan hanya dengan nasihat saja.
Sebab yang menjadi sukses adalah memberikan contoh dengan perbuatan yang baik.
Sesuai dengan apa yang dikatakannya.
Tidak lain di kata lain di perbuatan.

Semua yang ada di sekitar kita, meskipun tinggi nilainya, tidak ada artinya sama sekali.
Tampaknya seakan semua gersang, jika kita terjangkit penyakit bosan.

Sesuatu yang baik, belum tentu benar.
Sesuatu yang benar, belum tentu baik.
Sesuatu yang bagus, belum tentu berharga.
Sesuatu yang berharga/berguna, belum tentu bagus.
Sesuatu yang Bagus, yang berharga, yang baik, yang benar, belum tentu Mulia disisi ALLAH