Jumat, 21 Mei 2010

BeLaJar mEngUrangi kEbiaSaan bUrUk


JANGAN MENUMPUK PENYAKIT UNTUK MASA TUA KITA NANTINYA. Banyak orang menikmati kopi, wine, minuman beralkohol, menghisap rokok atau ngemil sebagai pengisi waktu senggang. Sebaliknya, jika dilakukan secara berlebihan , hal ini bisa berubah menjadi kebiasaan buruk.
Mengapa demikian? Timbulnya kebiasaan atau habituasi untuk mengkonsumsi barang tertentu bisa dipicu banyak faktor. Bisa dari proses copying skill dalam mengatasi stres yang dialami, bisa juga dari pola asuh keluarga yang memberi contoh kemampuan mengelola dan mengatasi stres dengan kebiasaan buruk.
Atau, bisa juga dari role model (panutan) berdasarkan prilaku orang tua atau orang dewasa yang diimitasi hingga beranjak dewasa. Dapat juga diakibatkan pengaruh lingkungan sosial maupun peer pressure untuk melakukan kebiasaan buruk sebagai pelepas stres.

HOBI NGEMIL

Mengkonsumsi makanan kecil seperti kue kering, roti manis, permen atau coklat ketika sedang bekerja dan banyak pikiran, memang membawa efek menyenangkan di dalam pikiran. Menurut penelitian, kandungan gula dan karbohidrat yang tinggi memberi efek semacam anti depresan alami bagi tubuh.
Snack, terutama yang memiliki indeks glikemiks tinggi menyebabkan gula darah meningkat seketika. Selain itu, kandungan gula kompleks di dalam makanan ringan juga memacu otak memproduksi seretonin yang memberi efek menenangkan. Ditambah memori yang dikaitkan dengan kondisi stress, terbentuklah kebiasaan ngemil atau craving akan mengudap makanan kecil.
Cara Mengatasinya :

* Mulailah dengan mencari pengganti keinginan mengemil di saat sedang dilanda banyak masalah. Mencari teman yang siap mendengarkan isi hati dan pikiran hingga merasa diri merasa nyaman, misalnya : mendengarkan musik, membaca novel, atau tidur bisa menjadi alternatif substitusi untuk mengemil.

* Membuat dan mematuhi jadwal makan yang sehat bersama nutritionist juga bisa menjadi alternatif lain untuk dilakukan. Biasanya nutritionist akan mencermati jadwal hidup dan pola mengemil sehingga jika kecenderungan mengemil di tengah malam, penyesuaian pola makan bisa membantu mengurangi siksaan keinginan ngemil di malam hari.

MEROKOK

Menikmati setiap isapan rokok bisa menjadi awal habituasi merokok. Konon, nikotin yang terkandung pada rokok dapat menimbulkan "kelaparan" pada reseptor di otak untuk mengkonsumsi rokok lagi dan lagi. Namun tentu saja, kecanduan pada rokok tidak muncul begitu saja. Proses adikasi atau habituasi merokok umumnya dipicu oleh kemampuan toleransi tubuh dan tekanan yang menyebabkan rokok menjadi kebiasaan.
Cara Mengatasinya :

* Bagi perokok yang tidak terlalu berat (10 - 15 batang perhari) motivasi cukup efektif. Dengan strategi yang benar dan menjauhkan diri dari hal-hal yang membangkitkan keinginan merokok dalam 12 minggu atau 2-3 bulan, biasanya sudah bisa berhenti merokok.

* Bagi perokok berat (diatas 20 batang perhari) dan sulit menjalani terapi bebas merokok dengan tahapan perubahan, bisa diupayakan dengan obat-obatan, permen karet mengandung nikotin, atau permen cengkeh.

* Untuk yang lebih berat, bisa menggunakan obat berdasarkan resep dokter. Obat jenis nicotinic acetylcholine receptor partial agonist, misalnya dapat diberikan untuk melawan efek kecanduan nikotin. Cara kerjanya, menghalangi nikotin menempel pada reseptor otak, sehingga otak tidak melepaskan dopamine (zat yang menimbulkan rasa nikmat saat merokok) dan tak ada lagi rasa nikmat merokok.

MINUM ALKOHOL

ImageAlkohol yang dikonsumsi memang bisa memberi efek tenang, rasa pusing, hingga menurunkan kesadaran. Pada orang dengan hipersensitifitas terhadap alkohol, konsumsi sedikit saja sudah membuat pusing dan mabuk. Rasa pusing ini lalu dianggap menyenagkan dan membuat sesaat melupakan masalah yang sedang dihadapi. Perilaku pecandu alkohol biasanya muncul akibat efek lingkungan maupun peer pressure.
Cara Mengatasinya :

* Konsultasi ke psikiater marupakan salah satu langkah penting yang bisa dilakukan. Psikiater akan mencoba menemukan masalah utama atau motivasi seseorang mengkonsumsi alkohol. Bersama terapis dibuat perencanaan atau tahapan menghentikan konsumsi alkohol.

* Penggunaan obat-obatan seperti 25-100 mg naltrexone ( 4 kali sehari selama 2 minggu ), lalu antabuse atau disulfiram (setelah alkoholik berhenti minum), juga menjadi bagian dari terapi yang dilakukan. Tujuannya untuk menurunkan ketergantungan konsumsi alkohol secara bertahap.

CANDU MINUM KOPI

Mengkonsumsi kopi, konon bisa menimbulkan fresh dan lebih semangat. Ini disebabkan kandungan kafein yang merangsang otak dan metabolisme, sehingga seseorang merasa lebih lebih segar dan berkonsentrasi. Ditambah rasa manis dan harum, membuat kopi menjadi mudah dipersepsi sebagai selingan tepat untuk teman bekerja.
Cara Mengatasinya :

* Untuk mengurangi kebiasaan ngopi berlebih, Anda bisa mengganti minuman ini dengan teh seperti teh hijau. Teh juga mengandung kafein tetapi tidak sebesar pada kopi. Setelah mengganti kopi dengan teh, selanjutnya diturunkan bertahap.

INSOMNIA
Sesekali begadang terkadang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan. Namun merupakan akibat kebiasaan begadang bisa merusak circadian rhythm yang mengatur jadwal tidur seseorang, karena tubuh pada dasarnya punya mekanisme untuk menjadwal pola aktivitas, termasuk tidur. Depresi, sleep hygiene (kebiasaan sebelum tidur) yang buruk, hingga lingkungan yang tak nyaman kerapkali dituding sebagai biang rusaknya pola tidur yang sehat bagi seseorang.
Cara Mengatasinya :

* Perlu dilakukan terapi psikologis dan juga medis dengan obat-obatan yang umumnya bersifat hipnotik sedatif dan anxiolitikdiazepam, benzodiazepam, atau estazolam jenis mindequalizer.

* Bisa juga dengan menciptakan kebiasaan sebelum tidur yang baik dan suasana tidur yang menyenangkan.