Aku yakin...
Masalah kehidupan ini adalah masalah hati, apakah aku harus
menutup mata untuk dapat merasakan dengan jelas. Aku mampu menutup mata untuk
hal yang tak ingin ku lihat, tapi aku tidak pernah bisa menutup hati untuk
sesuatu yang tak ingin aku rasakan. Tidak bisa ataukah belum bisa. Mata ku
terlalu peka terhadap kelebihan dan kenikmatan hidup, tapi sering rabun dan
terbutakan dari melihat nikmat Tuhan yang telah ada pada diri. Hanya aku yang
bisa membebaskan ketertawanan hati dari belenggu sesak ini. Yaa Rabb berikan
kesabaran.
Haruskah mengistirahatkan mata raga dalam pertemuan dengan
Tuhan, agar mata hatiku terbuka dalam kedamaian jiwa, untuk mengenali
macam-macam terbaik dalam hati, dan melihat jalan terlapang yang mengeluarkanku
dari hal-hal ini. Haruskah pembebasan pikiran, mendengarkan dengan baik
nasihat-nasihat yang menghebatkanku, dan ikhlas menerima kemungkinan salah
sebagai dampak logis dari upaya untuk berhasil.
Tuhanku Yang Maha Membuka Hati...
Bebaskanlah serta damaikanlah aku dalam menerima dan mencoba
nasihat baik, agar aku bersegera dengan arah yang naik dan menguat.
Berkali-kali aku disuarakan bahwa sesungguhnya, kehidupan ini tak pernah datar.
Jika aku tidak sedang naik, aku pasti sedang turun. Tak pernah merasakan naik
jika aku tak melalui turun.
Berkeyakinan ini hanya sementara, karena jika aku tegas
dalam keikhlasanku untuk setia kepada sikap dan perilaku yang cukup baik, aku
akan bebas dari dilema dan jauh dari perasaan ini.