Sabtu, 30 Oktober 2010

Sudah Tingkat Tiga

Hari ini akan dimulai lagi sebuah fase untuk menjadi bisa, tidak sama dengan yang kemarin. Kali ini lebih menenangkan diri dibalik hati yang tidak karu-karuan. Menjadi tingkat akhir, kakak tertua, Senior atau istilah yang lainnya membuat kita merasa harus bisa menjaga sikap dan menjadi panutan. Meskipun kadang kita belum yakin dengan kemampuan ini, seperti yang telah berlalu. Sebuah fase akan membuat kita senang, takut, bahagia bahkan sakit. Membuat mengerti akan banyak hal. Memang sebuah proses itu pasti ada sakit, kalau tidak bukan perjuangan namanya. Bissmillahirahmanirrahim semoga selalu diberi kelancaran dalam menjalani semua ini (amiin). Mari kita simpulkan bibir tersenyum dari dalam hati menyemangati diri bahwa kita pasti bisa. Semangat untuk kawan-kawan ku semua, kita akan menikmati sebuah proses lagi...

Aku pernah membaca tentang sebutir padi yang akan mempunyai nilai yang tinggi, dikala padi itu menjadi bagian dari daging manusia, dan daging manusia dipergunakan untuk beribadah kepada Allah SWT. Sebelum padi itu, menjadi bagian dari daging manusia, lihatlah perjalanan panjang yang harus ia tempuh. Setelah padi diambil dari tanamannya, iapun melalui proses penyaringan, hanya yang berbiji utuh yang akan melanjutkan perjalanan ke jenjang berikutnya. Setelah lolos dari tahap penyaringan, iapun harus rela untuk dijemur di panas terik matahari. Setelah pengeringan iapun harus rela dirinya untuk digiling dalam sebuah mesin penggilingan padi, hingga hanya tersisa butiran beras.

Proses penggilingan inipun, tidak semua lolos karena ada yang hancur dan ada yang tetap utuh berujud butiran beras, dan hanya yang berujud butiran beras yang akan melakukan proses ke tahap lebih lanjut. Setelah lolos dari tahap ini, perjalananpun masih panjang. Sebutir beras harus disaring lagi, dicuci lagi, dan hanya yang benar – benar utuh yang akan diambil.

Kemudian lihat yang terjadi, setelah butiran beras bersih...iapun harus rela dipanaskan dalam suhu tertentu untuk menjadi nasi. Setelah menjadi nasi apakah berhenti ?? tidak... Saat nasi dimakan manusia, iapun harus rela dikunyah berkali – kali oleh gigi manusia. Kemudian nasi itupun masuk untuk dicerna dalam proses pencernaan berikutnya, baru setelah itu ia bisa menjadi bagian dari daging manusia.

Demikianlah, kesulitan dalam hidup, sebenarnya merupakan proses pertumbuhan hidup sendiri, karena dengan kesulitan derajat kita sebenarnya ditingkatkan. Dengan sikap sabar dan syukur, maka segala kesulitan hidup selalu ada jalan keluarnya


Wallahu 'alam...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar