Riset terbaru World Health Organitation (WHO) pada tahun 2005 menyebutkan bahwa 42% penyebab kematian balita di dunia adalah penyakit pneumonia sebanyak 58% terkait dengan malnutrisi, malnutrisi sering kali terkait dengan kurangnya asupan Air Susu Ibu(ASI).
Usia 0-24 bulan merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang pesat, sehingga kerap diistilahkan sebagai periode emas sekaligus periode kritis. Periode emas dapat diwujudkan apabila pada masa ini bayi dan anak memperoleh asupan gizi yang sesuai untuk tumbuh kembang optimal. Sebaliknya apabila bayi dan anak pada masa ini tidak memperoleh makanan sesuai kebutuhan gizinya, maka periode emas akan berubah menjadi periode kritis yang akan mengganggu tumbuh kembang bayi dan anak, baik pada saat ini maupun masa selanjutnya.
Sesuai dengan UU No.36/2009 tentang Kesehatan bahwa setiap bayi berhak mendapatkan Air Susu Ibu eksklusif sejak dilahirkan selama 6 (enam) bulan, maka para ibu yang mempunyai bayi tetap dianjurkan memberikan air susu ibu secara Eksklusif yaitu memberikan ASI saja kepada bayi usia 0-6 bulan dan dilanjutkan sampai berusia 2 tahun. Setelah bayi berusia 6 bulan boleh diberikan makanan pendamping ASI. Hanya pada kondisi dengan indikasi medis tertentu, yaitu kondisi medis bayi dan/atau kondisi medis ibu yang tidak memungkinkan pemberian ASI eksklusif, maka susu formula boleh diberikan.
Menkes juga menyampaikan informasi untuk para pemakai susu bubuk formula bahwa susu bubuk formula bukanlah suatu produk yang steril dan dapat terkontaminasi oleh kuman yang menyebabkan penyakit. Oleh karena itu perlu memperhatikan penyajikan susu formula yang benar agar efek dari kontaminasi tersebut dapat diminimalisir sekecil mungkin.
menyajikan susu formula yang benar adalah sebagai berikut :
- cuci tangan terlebih dahulu hingga bersih dengan menggunakan sabun untuk mencegah kontaminasi dengan lingkungan.
- Gunakan air yang dimasak sampai mendidih lalu dibiarkan selama 10-15 menit agar suhunya turun menjadi tidak kurang dari 70 derajat Celcius. Atau ambil air panas dan campur dengan air dingin sehingga hangat baru masukkan susu.
- Siapkan susu sebanyak yang dapat dihabiskan bayi dan sesuai takaran yang dianjurkan pada label, lalu aduk hingga tercampur merata.
- Segera tutup kemasan dengan rapat untuk menghindari paparan udara luar terlalu lama. Simpanlah susu di tempat yang kering dan bersih, jangan di tempat yang lembab, karena selain disukai oleh bakteri juga mudah disergap oleh semut.
- Sisa susu yang telah dilarutkan harus dibuang setelah 2 jam.
- Selalu perhatikan batas kadaluarsa susu formula untuk menghindari keracunan dan kontaminasi.
Ingat, menjaga sanitasi dan hygiene sangat penting untuk mencegah kontaminasi dari bakteri ini khususnya terkait dengan penyiapan, penyimpanan, dan penyajian produk formula bayi.
Semoga bermanfaat^^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar